Kasus penipuan kontrakan fiktif di Bekasi, Jawa Barat, menjadi sorotan publik setelah puluhan warga menjadi korban tertipu dengan total kerugian mencapai Rp 7,2 miliar. Kasus ini berpusat di Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, dan melibatkan seorang pelaku utama bernama Karsih (48), yang diduga bekerja sama dengan seorang makelar bernama Yurike atau Rike Herlanda (54). Penipuan ini berlangsung sejak Juni 2023 hingga Juni 2025, menjerat 77 korban yang tergiur oleh tawaran kontrakan murah melalui iklan di media sosial, khususnya Facebook. Modus operandi yang digunakan pelaku sangat terorganisir, memanfaatkan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal terjangkau di kawasan strategis.

Pelaku memasarkan enam unit kontrakan dengan harga Rp 60-125 juta per unit, jauh di bawah harga pasaran, yang membuat banyak calon pembeli tertarik. Iklan yang diunggah Yurike di Facebook menampilkan foto kontrakan di Jalan Nurul Iman, Jakasampurna, dengan janji lokasi strategis dan harga yang bisa ditawar. Korban, seperti Ani, yang terpaksa meminjam uang Rp 100 juta dari keluarga untuk membayar dua unit kontrakan seharga Rp 200 juta, dibujuk dengan dokumen kepemilikan seperti girik, KTP, dan bukti PBB yang ternyata palsu. Beberapa korban bahkan membayar hingga Rp 420 juta untuk beberapa unit, namun tidak pernah mendapatkan kepemilikan properti yang dijanjikan.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap
Kunjungi Juga Artikel Menarik Lainnya: https://artikelqiuqiu99.com/

Modus penipuan ini terbongkar ketika korban menyadari bahwa satu unit kontrakan dijual ke banyak orang. Puncaknya, dua dari empat unit kontrakan yang dijual ternyata milik kakak Karsih, Haji Tatang, yang kemudian membongkar properti tersebut untuk mencegah penipuan lebih lanjut. Ketika korban mendatangi lokasi, mereka mendapati kontrakan sudah rata dengan tanah, dan Karsih menghilang sejak 30 Juni 2025. Total kerugian awal dilaporkan Rp 7,2 miliar, meskipun beberapa sumber menyebutkan angka hingga Rp 7,5 miliar seiring bertambahnya korban tertipu yang melapor.

Polres Metro Bekasi Kota telah menangkap Karsih dan Yurike pada Juli 2025, dengan 28 dari 77 korban tertipu membuat laporan polisi. Penyelidikan mengungkap pemalsuan dokumen, termasuk stempel RW dan tanda tangan, untuk meyakinkan korban. Uang hasil penipuan digunakan pelaku untuk membeli mobil, motor, dan barang lain. Ketua RW setempat, Fikri Ardiansyah, membentuk posko pengaduan dan grup korban untuk mengoordinasikan informasi dan mencegah tindakan main hakim sendiri.

Kasus ini mencerminkan maraknya penipuan properti berbasis media sosial dan kurangnya verifikasi dokumen oleh calon pembeli. Untuk mencegah kasus serupa, masyarakat diimbau memeriksa keabsahan dokumen, mengunjungi lokasi secara langsung, dan menghindari transaksi dengan harga tidak wajar. Pihak RW juga memperketat administrasi pertanahan lokal. Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya kewaspadaan dalam transaksi properti.

Link Situs Bermain Resmi QIUQIU99 : https://qiuqiu99bali.mom/