Guncangan Dahsyat Menggetarkan Wilayah Mazar-e-Sharif
Sebuah gempa berkekuatan 6,3 magnitudo mengguncang wilayah utara Afganistan pada Senin (3 November 2025) pagi waktu setempat. Guncangan kuat yang berpusat di dekat kota Mazar-e-Sharif, provinsi Balkh, ini menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan lebih dari 300 orang luka-luka.
Menurut laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di kedalaman sekitar 28 kilometer di bawah permukaan bumi. Guncangan terasa hingga ke ibu kota Kabul dan beberapa provinsi di sekitarnya, membuat warga panik dan berhamburan keluar dari rumah mereka.
Pemerintah setempat menyatakan bahwa banyak bangunan runtuh, terutama rumah-rumah tradisional yang dibangun tanpa struktur tahan gempa. Selain menimbulkan korban jiwa, gempa juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur publik, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas kesehatan.
Kunjungi Juga Artikel Berita Menarik Lainnya: https://artikelqiuqiu99.com/category/berita-terkini

Blue Mosque Ikonik Mazar-e-Sharif Ikut Terdampak
Salah satu situs bersejarah paling terkenal di Afganistan, Masjid Biru (Blue Mosque) di Mazar-e-Sharif, dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa. Sebagian dinding dan menara masjid retak, sementara beberapa bagian interior mengalami kerusakan ringan.
Penduduk sekitar menyebutkan bahwa guncangan terjadi sangat cepat, disertai suara gemuruh dari bawah tanah yang membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.
Pemerintah provinsi Balkh segera mengerahkan tim penyelamat dan petugas medis ke daerah terdampak. Rumah sakit utama di wilayah tersebut kini dipenuhi korban luka, sementara tenaga medis bekerja siang malam untuk memberikan pertolongan darurat.
Tantangan Besar Dalam Proses Evakuasi
Medan pegunungan yang sulit dijangkau dan infrastruktur terbatas menjadi kendala besar dalam proses evakuasi korban. Beberapa wilayah terdampak dilaporkan masih terisolasi akibat longsor yang menutup akses jalan.
Gempa juga memicu kekhawatiran akan kemungkinan guncangan susulan (aftershock), yang berpotensi memperburuk situasi. Otoritas setempat meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menjauh dari bangunan yang berisiko runtuh.
Organisasi kemanusiaan internasional, termasuk Palang Merah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan darurat. Upaya pencarian korban masih berlangsung, sementara banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan makanan serta air bersih.
Afganistan Rawan Bencana Gempa
Afganistan berada di wilayah tektonik aktif yang dikenal dengan pertemuan antara lempeng India dan Eurasia. Kondisi geologis ini membuat negara tersebut sangat rentan terhadap gempa besar. Dalam dua tahun terakhir, serangkaian gempa berkekuatan di atas 6 magnitudo telah mengguncang berbagai wilayah, menimbulkan ribuan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas.
Minimnya bangunan tahan gempa dan terbatasnya sumber daya penanggulangan bencana menjadi tantangan serius bagi pemerintah Afganistan. Para ahli geologi menilai, dibutuhkan sistem peringatan dini dan program mitigasi yang lebih baik agar risiko korban jiwa bisa diminimalkan di masa mendatang.
Kesimpulan
Gempa 6,3 magnitudo di Afganistan utara menjadi pengingat bahwa negara tersebut masih menghadapi ancaman bencana alam serius di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang belum stabil. Dukungan internasional dan peningkatan kesiapsiagaan nasional menjadi faktor penting untuk mengurangi dampak dari bencana serupa di masa depan.




