
Zinedine Zidane bukan hanya legenda sebagai pemain, tetapi juga sebagai pelatih yang luar biasa. Setelah menutup karier bermainnya dengan penuh kejayaan, banyak pihak ragu apakah Zidane mampu menapaki jalur kepelatihan dengan prestasi yang setara. Namun, keraguan itu terjawab tuntas saat ia membuktikan diri sebagai salah satu pelatih tersukses dalam sejarah Real Madrid.
Karier kepelatihan Zinedine Zidane di Real Madrid dimulai pada tahun 2016, menggantikan Rafael Benítez di tengah musim. Dengan pendekatan yang tenang, elegan, namun penuh kharisma, Zidane langsung memberikan dampak positif pada skuad. Ia dikenal memiliki kemampuan unik dalam membangun kepercayaan pemain, mengelola ego bintang, dan menciptakan suasana ruang ganti yang harmonis — hal yang krusial di klub sebesar Real Madrid.
Dalam waktu singkat, Zidane membawa Real Madrid ke level tertinggi. Di musim pertamanya, ia sukses mempersembahkan gelar Liga Champions UEFA 2015/2016. Prestasi tersebut bukan kebetulan. Zidane menunjukkan bahwa ia bukan hanya pelatih transisi, tetapi arsitek sejati dari keberhasilan tim. Ia menyusun strategi permainan yang mengutamakan keseimbangan, fleksibilitas taktik, dan memaksimalkan potensi pemain-pemain kunci seperti Cristiano Ronaldo, Luka Modrić, Toni Kroos, dan Sergio Ramos.
Baca Juga : Perjalanan Karier Pepe: Dari Brasil ke Puncak Eropa

Keberhasilan Zidane tidak berhenti di situ. Ia kemudian mencatat sejarah sebagai satu-satunya pelatih yang berhasil menjuarai Liga Champions tiga kali berturut-turut (2016, 2017, dan 2018) — sebuah pencapaian luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya di era modern sepak bola. Bersama Real Madrid, Zidane juga meraih gelar La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antarklub.
Apa yang membuat Zidane istimewa sebagai pelatih bukan hanya hasil akhirnya, tetapi cara ia memimpin. Zidane bukan tipe pelatih yang banyak berteriak atau memaksakan sistem kaku. Ia lebih memilih pendekatan personal yang humanis, berdialog langsung dengan para pemain, dan memberi kepercayaan penuh kepada mereka untuk bermain dengan kreativitas. Pendekatan ini membuat para pemain merasa dihargai dan tampil maksimal.
Namun, seperti perjalanan besar lainnya, masa jabatan Zidane juga diwarnai tantangan. Ia sempat mundur pada 2018 setelah meraih tiga gelar UCL berturut-turut, namun kembali ke klub pada 2019 saat tim dalam kondisi sulit. Di masa keduanya, Zidane berhasil membawa Real Madrid menjuarai La Liga 2019/2020 di tengah tekanan pandemi, menunjukkan kapasitasnya dalam mengelola tim di masa krisis.
Zidane akhirnya mengundurkan diri pada 2021, meninggalkan warisan luar biasa: total 11 trofi dalam dua periode singkat sebagai pelatih. Ia membuktikan bahwa seorang legenda lapangan bisa menjadi jenius di pinggir lapangan — tanpa banyak bicara, namun menghasilkan sejarah besar.
KESIMPULAN
Zinedine Zidane adalah simbol kesuksesan dalam keheningan. Kepemimpinannya yang elegan, pendekatan yang manusiawi, serta prestasi gemilang menjadikannya salah satu pelatih terbesar dalam sejarah Real Madrid. Ia bukan hanya legenda sebagai pemain, tetapi juga sebagai pelatih hebat yang dikenang sepanjang masa.
Link Situs Bermain Resmi QIUQIU99 : https://qiuqiu99.com/
Situs BOLA QIUQIU Resmi Terpercaya : https://bolaqiuqiu.net/#
Kunjungi Artikel Menarik Lainnya : https://artikelqiuqiu99.com/