Pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, warga Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Gresik, Jawa Timur, diguncang penemuan jasad Sevi Ayu Claudia (30), seorang driver ojek online (ojol) asal Sidoarjo. Jasadnya ditemukan terbungkus kardus dan plastik hitam di pinggir Jalan Raya Kedamean, dengan luka berat di kepala, memar, dan tanda-tanda kekerasan. Tragedi ini, yang dikenal sebagai Tragedi Gresik 2025, mengungkap kisah kelam di balik janji palsu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berujung maut.
Pelaku, Syah Rama (SR), pria berusia 36 tahun dari Sidoarjo yang tinggal di Menganti, Gresik, ditangkap polisi pada Senin, 28 Juli 2025, kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad. SR, yang merupakan rekan seprofesi korban sejak 2021, mengaku membunuh Sevi karena kesal atas janji yang tidak ditepati. Pada 2023, Sevi menawarkan bantuan agar SR lolos seleksi PNS dengan imbalan Rp5 juta. Namun, janji itu tak kunjung terwujud, dan Sevi selalu mengulur waktu saat ditagih, dengan alasan “besok, besok.” Kekesalan SR memuncak, diperparah kondisi ekonomi sulit karena istrinya sedang hamil.
Kunjungi Juga Artikel Menarik Lainnya: https://artikelqiuqiu99.com/

SR memikat Sevi ke tempat usahanya, Fotocopy Jaya Makmur di Sidoarjo, pada Sabtu, 26 Juli 2025, pukul 16.45 WIB, dengan dalih menawarkan pekerjaan freelance. Di ruang kerja, SR memukuli Sevi secara brutal menggunakan alat pemotong kertas hingga tewas. Autopsi mengungkap delapan luka robek di kepala (2-6,5 cm), memar hebat, dan lakban di rongga mulut, menunjukkan kekerasan sadis. Jasad Sevi lalu dibungkus plastik, kardus, dan tali rafia, kemudian dibuang di Gresik menggunakan mobil.
Fakta mengejutkan terungkap bahwa SR adalah residivis kasus pembunuhan. Pada 2008, ia divonis 20 tahun penjara karena membunuh seorang remaja di Sidoarjo dengan cara sadis, namun bebas pada 2018 setelah mendapat remisi. Kini, SR dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup. Polisi juga mengamankan satu orang lain yang diduga membantu, serta mendalami temuan cairan putih di organ intim korban untuk dugaan pemerkosaan.
Tragedi ini memicu keresahan di komunitas ojol, terutama driver perempuan, yang menyoroti minimnya perlindungan kerja. Sevi, yang dikenal mandiri dan aktif di komunitas, menjadi simbol kerentanan pekerja informal. Kasus ini juga menyingkap bahaya janji palsu yang memanfaatkan harapan ekonomi, terutama di tengah tekanan finansial. Keluarga Sevi, yang kehilangan kontak sejak ia berpamitan pukul 16.00 WIB, berharap keadilan ditegakkan. Tragedi Gresik 2025 menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan sosial dan penegakan hukum yang tegas untuk mencegah kejahatan serupa.
Link Situs Bermain Resmi QIUQIU99 : https://qiuqiu99bali.mom/