
Produksi SAF Ramah Lingkungan Mulai Dijalankan
Pertamina melalui Kilang Cilacap memulai uji coba avtur hijau (Sustainable Aviation Fuel/SAF) yang berbahan dasar minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Tahap awal produksi dilakukan pada pekan keempat Juli hingga pertengahan Agustus 2025 dengan peningkatan komposisi UCO secara bertahap, mulai dari 1 persen hingga 3 persen.
Pada uji coba ini, target produksi mencapai sekitar 8,9 metric barrel avtur berbasis UCO. Langkah ini menjadi bagian dari upaya transisi energi nasional menuju penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan di sektor penerbangan.
Baca juga: Pesawat Medis Jatuh di Permukiman, Evakuasi Warga Berlangsung Cepat

Penggunaan Katalis Merah Putih
Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebelumnya telah melakukan penggantian katalis “Merah Putih”, inovasi hasil riset Pertamina, guna mengoptimalkan konversi minyak jelantah menjadi bahan bakar berkualitas tinggi. Penggunaan katalis ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi proses produksi sekaligus memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri.
Mendukung Target SDGs dan ESG
Program uji coba avtur hijau ini selaras dengan prinsip Environment, Social & Governance (ESG) serta mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta SDG 9 tentang industri inovatif dan berkelanjutan.
Inisiatif ini juga menegaskan peran Pertamina dalam pengembangan energi alternatif berbasis limbah yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di masa depan.
Langkah Menuju Produksi Komersial
Uji coba ini diharapkan menjadi langkah awal menuju produksi komersial SAF di Indonesia. Dengan kapasitas dan teknologi yang terus ditingkatkan, Pertamina Cilacap memiliki peluang besar menjadi pusat produksi avtur hijau untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Keberhasilan tahap ini akan menjadi pembuktian bahwa bahan bakar pesawat dapat dihasilkan dari sumber energi terbarukan, sehingga membuka peluang kerja sama dengan maskapai penerbangan dalam dan luar negeri. Selain itu, proyek ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pionir pengembangan avtur ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara.
Dampak Positif untuk Ekonomi Lokal
Selain manfaat lingkungan, proyek uji coba avtur hijau ini juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Pengumpulan dan pengolahan minyak jelantah dari masyarakat maupun pelaku usaha kuliner dapat menjadi peluang usaha baru. Hal ini akan mendorong rantai pasok berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pengumpul, pengepul, hingga industri pengolahan. Dengan demikian, keberhasilan program ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga menghidupkan roda perekonomian di daerah penghasil bahan baku.