Cluely, sebuah startup kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di San Francisco, telah menjadi sorotan dunia teknologi berkat pendekatan inovatif sekaligus kontroversialnya. Didirikan oleh Chungin “Roy” Lee, seorang mantan mahasiswa Universitas Columbia berusia 21 tahun, bersama Neel Shanmugam, Cluely menawarkan produk AI yang dipasarkan sebagai “asisten tak terlihat” untuk membantu pengguna dalam berbagai situasi, mulai dari wawancara kerja, rapat Zoom, ujian sekolah, hingga kencan online. Produk ini menggunakan pengenalan suara dan analisis layar secara real-time untuk memberikan jawaban dan saran secara langsung tanpa terdeteksi oleh pihak lain. Namun, apa yang membuat Cluely benar-benar mencuri perhatian adalah strategi rekrutmennya yang menawarkan gaji fantastis hingga $1 juta per tahun untuk insinyur dan $350.000 untuk desainer, sebuah angka yang jauh melampaui standar industri
Kisah Cluely dimulai dengan kontroversi. Roy Lee dikeluarkan dari Columbia setelah menggunakan prototipe alat AI untuk “menyontek” dalam wawancara kerja teknis di Amazon. Alih-alih menyerah, Lee dan Shanmugam mengembangkan teknologi tersebut menjadi Cluely, yang kini telah mengumpulkan pendanaan sebesar $15 juta dari Andreessen Horowitz pada Juni 2025, dengan valuasi pasca-pendanaan diperkirakan mencapai $120 juta. Pendanaan ini memungkinkan Cluely untuk mengejar talenta terbaik dengan kompensasi yang luar biasa, termasuk ekuitas 0,5-1% untuk insinyur pendiri, sebuah langkah yang jarang terjadi di startup tahap awal yang biasanya lebih mengandalkan ekuitas daripada gaji tunai. Strategi ini dirancang untuk menarik “talenta kelas dunia” di tengah persaingan ketat dalam industri AI.
Baca Juga: India loncat ke peringkat 77 Henley Passport Index
Kunjungi Juga Artikel Menarik Lainnya: https://artikelqiuqiu99.com/

Gaji fantastis ini telah memicu gelombang aplikasi—sekitar 3.000 untuk posisi insinyur dan 2.000 untuk desainer—meskipun Lee menegaskan bahwa ia hanya mencari kandidat dengan portofolio luar biasa, bahkan menghapus kriteria seperti pendidikan atau pengalaman dari proses seleksi. Namun, tawaran gaji ini juga disertai dengan ekspektasi tinggi: kandidat diharapkan untuk “hidup di kantor” dan mengorbankan keseimbangan kerja-hidup, sebuah budaya kerja yang mencerminkan energi muda Lee tetapi juga menuai kritik karena potensi kelelahan dan kurangnya inklusivitas.
Selain gaji, Cluely menarik perhatian karena pendekatan pemasarannya yang provokatif. Video promosi viralnya, yang mencapai lebih dari 1 miliar tayangan, memamerkan kemampuan AI dalam skenario seperti kencan dan wawancara, meskipun beberapa pengujian menunjukkan bahwa teknologi ini masih memiliki keterbatasan, seperti jeda respons hingga 20 detik. Meski begitu, Cluely telah menarik 80.000 pengguna akun gratis dan 700 pengguna berbayar, dengan pendapatan tahunan mencapai $3 juta. Lee, yang menyebut dirinya “maksimalis AI,” memiliki visi ambisius untuk mengubah sistem pendidikan dan interaksi manusia-AI, meskipun pendekatan “menyontek” ini menuai kritik etis.
Cluely mewakili fenomena baru di dunia startup: menggabungkan inovasi teknologi dengan pemasaran agresif dan kompensasi ekstrem untuk menarik talenta. Namun, pendekatan ini juga memicu debat tentang etika AI dan keberlanjutan budaya kerja yang intens. Dengan pertumbuhan pesat dan kontroversi yang menyertainya, Cluely terus menjadi bahan perbincangan di industri teknologi.
Link Situs Bermain Resmi QIUQIU99 : https://qiuqiu99bali.mom/